MEDAN, KOMPAS.com – Kabar duka terus menyelimuti Sumatera Utara. Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor yang melanda sejak Senin (24 November 2025) terus bertambah secara signifikan.
Data terbaru yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara mencatat angka yang memprihatinkan. Hingga saat ini, total 290 jiwa dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tersebut.
“Update terkini, Selasa (2 Desember 2025) pukul 08.00, menunjukkan bahwa jumlah korban meninggal dunia mencapai 290 jiwa. Selain itu, 154 orang masih dinyatakan hilang, 614 orang mengalami luka-luka, dan 538.792 orang terpaksa mengungsi,” jelas Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, melalui keterangan tertulis.
Lebih lanjut, Sri Wahyuni mengungkapkan bahwa dampak musibah ini meluas hingga ke 17 daerah di seluruh Sumatera Utara.
Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam. Sebelumnya, sebuah keluarga dilaporkan hilang kontak selama banjir di Sumut, dan sayangnya, mereka ditemukan tewas di dalam rumah mereka di Medan.
Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) menjadi wilayah yang paling parah terkena dampak bencana ini. Data menunjukkan 86 orang meninggal dunia, 508 orang mengalami luka-luka, 85 orang hilang, dan 7.382 orang masih mengungsi di Tapteng.
Setelah Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi wilayah dengan dampak terparah kedua. Di sana, tercatat 79 korban meninggal dunia, 38 orang hilang, 49 orang luka-luka, dan 5.366 warga mengungsi.
Kota Sibolga juga mengalami dampak yang signifikan dengan 47 korban meninggal dunia, 12 orang hilang, 45 orang luka-luka, dan 17.824 warga mengungsi.
Menyikapi bencana ini, tim SAR gabungan terus berupaya keras mencari korban hilang. Selain itu, bantuan juga disalurkan melalui udara ke wilayah-wilayah yang masih terisolasi akibat bencana.
Sebagai bentuk dukungan pemerintah, Presiden Prabowo Subianto telah meninjau langsung lokasi bencana di Tapanuli Tengah. Beliau memastikan bahwa pemerintah hadir untuk memberikan dukungan penuh kepada warga yang terdampak.
“Saat ini, prioritas utama kami adalah bagaimana segera mengirimkan bantuan-bantuan yang diperlukan, terutama BBM yang sangat penting. Listrik sebentar lagi saya kira bisa dibuka semuanya. Ada beberapa desa yang terisolasi, insya Allah bisa kita tembus,” ujar Prabowo saat melakukan peninjauan pada Senin (1 Desember 2025).
Selain kehilangan akibat banjir dan longsor, ada pula duka mendalam terkait satu keluarga yang ditemukan tewas di dalam rumah saat banjir di Medan. Diduga, mereka menjadi korban keracunan asap genset. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dalam penggunaan genset, terutama saat kondisi darurat.
Ringkasan
Banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara sejak 24 November 2025 telah menyebabkan tragedi dengan korban jiwa mencapai 290 orang dan ratusan lainnya hilang. Dampak bencana meluas ke 17 daerah, dengan Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi wilayah yang paling parah terkena dampak, disusul oleh Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Sibolga. Puluhan ribu warga terpaksa mengungsi akibat musibah ini.
Tim SAR gabungan terus berupaya mencari korban hilang dan menyalurkan bantuan ke wilayah terisolasi. Presiden Prabowo Subianto telah meninjau langsung lokasi bencana di Tapanuli Tengah dan memastikan dukungan penuh pemerintah. Selain itu, sebuah keluarga di Medan ditemukan tewas akibat keracunan asap genset saat banjir, menjadi pengingat akan pentingnya kehati-hatian dalam penggunaan genset saat darurat.








