Berita duka menyelimuti dunia, khususnya Australia, menyusul insiden penembakan massal di Bondi Beach, Sydney. Tragedi yang menewaskan banyak korban ini tak hanya menjadi sorotan utama di kancah domestik, tetapi juga memuncaki daftar topik paling banyak dibicarakan secara global, seperti yang dilaporkan oleh kanal Global Kompas.com.
Di tengah kegelapan peristiwa berdarah ini, kisah heroik seorang warga sipil bernama Ahmed El Ahmed muncul sebagai cahaya harapan. Ayah dua anak berusia 43 tahun yang berprofesi sebagai penjual buah ini mempertaruhkan nyawanya saat insiden penembakan terjadi pada Minggu (14/12/2025) di Bondi Beach, Sydney, Australia. Tanpa ragu, Ahmed El Ahmed bergerak senyap dari belakang pelaku, menyergapnya, dan merebut senjata yang digunakan untuk menembak membabi buta ke arah kerumunan massa. Dilansir dari The Sydney Morning Herald, aksi berani Ahmed ini diduga kuat telah menyelamatkan banyak nyawa, meskipun ia sendiri harus tertembak dua kali saat bergulat dengan pelaku. Berkat keberaniannya, Ahmed kini dielu-elukan sebagai pahlawan nasional Australia. Kisah kepahlawanannya pun kian diperbincangkan setelah seorang miliarder asal Amerika Serikat memberikan hadiah sebesar Rp 1 miliar sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya.
Namun, di balik narasi kepahlawanan, terkuak pula identitas para pelaku yang mengejutkan. Dua penembak yang bertanggung jawab atas serangan brutal di Pantai Bondi diidentifikasi sebagai Sajid Akram (50) dan putranya, Naveed Akram (24). Insiden mengerikan pada Minggu (14/12/2025) itu menewaskan total 16 orang, termasuk salah satu pelaku, Sajid Akram. Sebelum melancarkan aksinya yang keji, kedua pelaku diketahui berpamitan kepada keluarga mereka dengan alasan hendak pergi memancing di pantai selatan Australia untuk menghabiskan akhir pekan.
Kisah di balik motif penembakan ini menjadi semakin kompleks dengan kesaksian ibu Naveed Akram. Wanita tersebut mengungkapkan bahwa ia sempat berbicara dengan putranya hanya beberapa jam sebelum serangan terjadi. Dalam percakapan itu, Naveed disebut mengatakan akan tetap berada di rumah karena cuaca panas. Sang ibu juga menggambarkan Naveed sebagai anak yang baik dan tidak neko-neko, membuat keluarga terkejut dan sulit menerima kenyataan bahwa putra dan suaminya terlibat dalam tragedi berdarah tersebut. Peristiwa ini juga menunjukkan bagaimana kemarahan publik dapat berujung pada hal yang tidak diinginkan, terbukti dari seorang pria Pakistan yang memiliki nama sama dengan salah satu pelaku penembakan Bondi Beach mengalami teror dari warganet karena kesamaan nama.
Tragedi penembakan di Bondi Beach, Sydney, New South Wales, Australia, pada Minggu (14/12/2025), menyisakan perasaan duka yang mendalam sekaligus amarah yang membuncah. Setidaknya 16 orang dinyatakan tewas dalam penembakan membabi buta yang terjadi saat kerumunan massa sedang merayakan festival Yahudi Hanukkah. Insiden mengerikan ini terjadi di salah satu kawasan wisata ikonik Australia yang selalu ramai dipadati wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama saat akhir pekan. Tragedi ini bahkan sempat memicu kontroversi global ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyalahkan insiden penembakan Bondi Beach dan menyebutnya terjadi karena Australia mengakui Negara Palestina, menambah dimensi politik yang rumit pada musibah ini.
![[Populer global] Pahlawan penembakan di Australia | Ayah-anak pelaku serangan Bondi Beach](https://demo-nspro.mughu.id/wp-content/uploads/2025/12/0a1a0fbaeee22ecee5b7cee98a5ce688-750x375.jpg)








