Pendakwah Abdul Somad, atau yang akrab disapa UAS, baru-baru ini menyuarakan pandangannya terkait kabar penangkapan Gubernur Riau Abdul Wahid dalam sebuah Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin, 3 November 2025. Berbeda dengan narasi yang beredar luas, Abdul Somad dengan tegas mengklaim bahwa Abdul Wahid tidak benar-benar terjaring dalam operasi senyap KPK tersebut.
Melalui sebuah video pendek yang diterima oleh Tempo pada Senin malam, Abdul Somad meluruskan informasi, menyatakan bahwa “Gubernur Riau dimintai keterangan, itu yang betul.” Ia melanjutkan, mengidentifikasi pihak-pihak yang sebenarnya terperangkap dalam OTT KPK adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Riau serta Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT). “Berita yang betul itu Kadis PUPR dan KA UPT OTT,” tegasnya, memberikan versi lain dari peristiwa yang sedang menyita perhatian publik tersebut.
Pernyataan Abdul Somad ini menarik perhatian mengingat kedekatannya dengan Abdul Wahid. Ustad Abdul Somad diketahui merupakan salah satu pendukung utama Abdul Wahid pada Pemilihan Gubernur Riau 2024, di mana Abdul Wahid kala itu berpasangan dengan SF Hariyanto sebagai Wakil Gubernur Riau.
Pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto berhasil memenangkan Pilgub 2024 dengan perolehan 1.224.193 suara. Mereka kemudian dilantik secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto bersama 481 kepala daerah lainnya dari berbagai wilayah di Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, pada 20 Februari 2025. Pelantikan ini menandai awal masa jabatan mereka yang baru berjalan singkat.
Namun, hanya dalam hitungan bulan menjabat, Abdul Wahid harus menghadapi kenyataan pahit. Ia diduga ditangkap oleh KPK bersama sembilan orang lainnya dalam OTT yang berlangsung pada hari ini. Hingga berita ini diturunkan, KPK belum memberikan rincian pasti mengenai dugaan kasus korupsi yang menyeret nama Gubernur Riau tersebut, memicu spekulasi di tengah masyarakat.
Informasi yang disampaikan Abdul Somad ini kontras dengan konfirmasi langsung dari pihak KPK. Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, saat dihubungi Tempo pada hari yang sama, membenarkan bahwa salah satu figur yang terjaring OTT memang adalah Gubernur Riau. “Ya,” jawab Fitroh singkat, menegaskan keterlibatan Abdul Wahid dalam operasi tersebut.
Senada dengan Fitroh, Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, juga memastikan bahwa sepuluh orang yang ditangkap merupakan penyelenggara negara, dan operasi tangkap tangan tersebut berpusat di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Berbicara di gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, pada Senin, Budi menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat membeberkan detail perkara atau konstruksi kasusnya.
Budi menambahkan, “Terkait dengan perkaranya, di bidang apa, kemudian konstruksinya seperti apa, itu nanti kami akan jelaskan karena ini memang sedang berjalan di lapangan sehingga memang tim masih terus bergerak.” Ia juga mengungkapkan bahwa seluruh sepuluh orang yang ditangkap di lingkungan Provinsi Riau itu akan segera dibawa ke gedung KPK di Jakarta pada Selasa, 4 November 2025. “Tim masih di lapangan dan masih terus berprogres,” pungkasnya, mengisyaratkan investigasi yang masih terus bergulir.
Sementara publik menantikan informasi lebih lanjut mengenai kasus yang melibatkan Gubernur Riau Abdul Wahid ini, insiden tersebut kembali menggarisbawahi komitmen KPK dalam memberantas praktik korupsi di berbagai level pemerintahan. Dinamika penegakan hukum di Indonesia juga kerap diwarnai persepsi publik yang beragam, seperti bagaimana KPK sebelumnya sempat menyoroti adanya asumsi masyarakat terkait keterlibatan ‘Bobby’ dalam sebuah kasus korupsi jalan yang berbeda, mencerminkan kompleksitas dan tantangan dalam upaya menjaga integritas pemerintahan.
Ringkasan
Ustadz Abdul Somad (UAS) memberikan pernyataan terkait kabar penangkapan Gubernur Riau, Abdul Wahid, oleh KPK. UAS mengklaim bahwa Abdul Wahid hanya dimintai keterangan, bukan ditangkap dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT). Menurut UAS, yang sebenarnya terjaring OTT adalah Kepala Dinas PUPR dan Kepala UPT Provinsi Riau.
Pernyataan UAS ini berbeda dengan konfirmasi dari KPK. Wakil Ketua KPK dan Juru Bicara KPK membenarkan bahwa Gubernur Riau termasuk di antara sepuluh orang yang ditangkap dalam OTT tersebut. KPK belum memberikan rincian mengenai dugaan kasus korupsi yang menyeret nama Gubernur Riau, namun mengkonfirmasi bahwa kesepuluh orang tersebut akan dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut.









