Radja Nainggolan Ungkap Masa Depan Cerah Timnas Indonesia Meski Gagal ke Piala Dunia 2026
Gelandang berdarah Indonesia-Belgia, Radja Nainggolan, memberikan pandangannya mengenai prospek timnas Indonesia. Meski baru saja gagal menembus Piala Dunia 2026, Nainggolan melihat masa depan yang menjanjikan bagi skuad Garuda.
Pemain berusia 37 tahun ini ternyata cukup mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia. Ia bahkan pernah menyatakan kesediaannya untuk membela timnas Indonesia jika diberi kesempatan memilih.
Namun, Nainggolan juga realistis. Menurutnya, seandainya pun ia bermain untuk timnas Indonesia saat ini, tantangan untuk lolos ke Piala Dunia tetap akan sangat berat.
“Ya, mereka bermain dengan baik, tetapi sekarang ada Arab Saudi, Irak, dan tim kuat lainnya,” ujar Nainggolan dalam obrolan di kanal Youtube Junior Vertongen. “Lolos Piala Dunia masih menjadi hal yang sulit untuk negara seperti Indonesia.”
Meskipun demikian, Nainggolan tetap optimis dengan masa depan timnas Indonesia, terutama karena banyaknya pemain muda potensial yang dimiliki. Ia menyoroti beberapa nama yang meski belum banyak bermain di level klub, namun sudah memiliki pengalaman bermain di timnas.
“Jika melihat Indonesia sekarang, ada banyak pemain muda yang bermain,” kata mantan pemain AS Roma dan Inter Milan ini. “(Ivar) Jenner, dia masih bermain di tim cadangan FC Utrecht dan belum bermain di pertandingan resmi (senior).”
Nainggolan juga menyebut nama-nama lain seperti Nathan Tjoe-A-On dan Rafael Struick. “(Nathan) Tjoe-A-On, pemain muda lainnya, hanya beberapa pertandingan di level profesional, tetapi sudah punya 20 pertandingan bersama timnas,” ungkapnya. “Striker mereka, Rafael Struick, bermain di tim cadangan ADO Den Haag atau semacamnya.”
Lebih lanjut, Nainggolan menyoroti bagaimana Sandy Walsh dan Ragnar Oratmangoen, dua pemain yang memilih membela timnas Indonesia, mendapatkan respek yang besar dari publik. Pengakuan ini datang dari pengalamannya sendiri sebagai pemain keturunan Indonesia yang memilih membela timnas Belgia, di mana ia telah mengoleksi 30 caps.
“Sekarang saya katakan setiap hari, saya lebih memilih Indonesia. Bukan karena saya membenci Belgia, karena saya melalui semua level usia muda bersama Belgia, tetapi karena respek yang saya dapatkan di Indonesia, saya memilih Indonesia 100 persen,” tegas Nainggolan.
Ia kemudian memberikan contoh bagaimana bergabung dengan timnas Indonesia dapat mengubah hidup seorang pemain. “Jika Anda melihat Sandy Walsh, Ragnar Oratmangoen, mereka hanyalah pesepak bola biasa di negara yang besar.”
“Faktanya, oke, mereka adalah pemain sepak bola, masalahnya mereka sangat dihormati di sana,” lanjutnya. “Sebagai contoh, Sandy Walsh punya 6 ribu atau 10 ribu pengikut (di media sosial). Dia sekarang punya 3 juta pengikut sejak bermain untuk timnas Indonesia. Oratmangoen juga sama, mereka adalah orang dan pribadi yang baik. Tapi rasa hormat yang diberikan orang-orang di sana padamu, kamu akan tenggelam karenanya.”
Perlu diketahui, sebelumnya, dalam ajang Hylo Open 2025, pasangan Adnan/Indah berhasil mengalahkan wakil Inggris dengan skor kembar. Selain itu, enam wakil Indonesia lainnya juga berhasil melaju mulus ke babak kedua turnamen tersebut, menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh para pemain muda Indonesia di berbagai cabang olahraga.
Sementara itu, Kevin Diks sempat mengunggah ulang video gol penaltinya di Copenhagen, menimbulkan spekulasi mengenai kode untuk pelatih Gladbach, klub yang saat ini ia bela.
Ringkasan
Radja Nainggolan melihat masa depan cerah bagi Timnas Indonesia meski gagal ke Piala Dunia 2026. Ia menyoroti banyaknya pemain muda potensial seperti Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, dan Rafael Struick, yang meskipun belum banyak bermain di level klub, sudah memiliki pengalaman di timnas.
Nainggolan juga menggarisbawahi bagaimana pemain seperti Sandy Walsh dan Ragnar Oratmangoen mendapatkan respek besar dari publik Indonesia setelah bergabung dengan timnas. Ia bahkan menyatakan bahwa respek yang didapatkan di Indonesia membuatnya akan memilih Indonesia 100 persen jika harus memilih sekarang.








