JAKARTA, KOMPAS.TV – Isu kembalinya Shin Tae-yong (STY) untuk menukangi tim nasional Indonesia kembali mencuat setelah PSSI resmi mengakhiri kerja sama dengan pelatih sebelumnya, Patrick Kluivert. Pemecatan Kluivert menyusul kegagalan Tim Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kegagalan melaju ke putaran selanjutnya memang menjadi sorotan utama. Timnas Indonesia harus puas menjadi juru kunci Grup B pada putaran keempat kualifikasi tersebut. Kekalahan atas Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1) semakin memperburuk keadaan, membuat Garuda pulang tanpa poin.
Shin Tae-Yong Berpeluang Kembali Latih Timnas Indonesia, Pengamat: Masalahnya di PSSI
Shin Tae-yong sendiri dikabarkan telah menyampaikan sinyal positif terkait kemungkinan kembali melatih skuad Garuda, asalkan ada tawaran yang serius dari PSSI. Pernyataan ini memicu berbagai reaksi dari kalangan sepak bola nasional.
Legenda timnas Indonesia, Aji Santoso, menilai pernyataan STY sebagai sebuah tekanan halus kepada PSSI. Menurutnya, besarnya dukungan publik agar STY kembali menjadi pelatih Tim Merah Putih menjadi pertimbangan tersendiri bagi federasi.
“Memang banyak tekanan bagi PSSI untuk mendatangkan STY, tapi kan PSSI pasti punya pertimbangan kenapa STY dulu sempat diberhentikan,” ungkap Aji Santoso dalam program Sapa Indonesia Kompas TV, Kamis (23/10/2025). Ia menambahkan bahwa PSSI mungkin menganggap pernyataan STY kurang simpatik dan akan berpikir ulang untuk merekrutnya kembali.
Sementara itu, pengamat sepak bola Kesit B. Handoyo berpendapat bahwa kembalinya Shin Tae-yong bukanlah masalah besar. Namun, ia menyoroti keraguan PSSI untuk menarik kembali pelatih asal Korea Selatan tersebut, mengingat proses pemecatannya di masa lalu yang terbilang kurang harmonis.
“Jadi saya pikir jika STY ingin kembali ya boleh-boleh saja. Namun, masalahnya apakah PSSI dengan situasi-situasi sebelumnya, dengan konflik terjadi dengan STY, kemudian legowo menarik dia lagi,” jelas Kesit.
Lebih lanjut, Kesit menekankan bahwa siapapun pelatih yang menangani timnas Indonesia akan menghadapi berbagai risiko. Mempertimbangkan hal ini, PSSI perlu matang dalam mengambil keputusan.
Apalagi, dalam waktu dekat, Indonesia akan menghadapi tantangan besar di Piala Asia 2027. Pertanyaannya, apakah STY mampu mengulang kesuksesan di edisi sebelumnya, atau justru mengalami kegagalan?
“Itu (mendatangkan pelatih baru) adalah risiko. Ini sebuah pilihan. Menarik lagi STY, apakah jaminan misalnya, Indonesia di Piala Asia lah yang dikatakan paling bergengsi di tahun 2027 nanti, bisa mengulang sukses di Piala Asia sebelumnya, atau justru gagal,” tuturnya.
“Ini kan masih gambling semuanya. Siapa pun pelatihnya, termasuk STY jika dia kembali lagi, itu semuanya masih gambling,” tambah jurnalis sepak bola senior tersebut.
Selain isu kepelatihan Timnas Indonesia, malam ini para penggemar sepak bola Eropa akan disuguhkan pertandingan menarik di Europa League, termasuk laga AS Roma vs Plzen.
Ringkasan
Isu kembalinya Shin Tae-yong (STY) sebagai pelatih Timnas Indonesia mencuat setelah PSSI mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert akibat kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026. STY dikabarkan memberikan sinyal positif untuk kembali melatih, memicu berbagai reaksi dari tokoh sepak bola nasional.
Aji Santoso menilai pernyataan STY sebagai tekanan halus kepada PSSI, sementara pengamat sepak bola Kesit B. Handoyo menyoroti keraguan PSSI merekrut kembali STY mengingat konflik di masa lalu. PSSI perlu mempertimbangkan risiko dan tantangan besar di Piala Asia 2027 sebelum mengambil keputusan terkait pelatih Timnas.








