Universitas Udayana (Unud) meningkatkan upaya pendampingan psikologis dan literasi mental bagi mahasiswa menyusul meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Sosiologi FISIP angkatan 2022. Timothy diduga menjadi korban perundungan, mendorong universitas untuk memperkuat komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan suportif.
Pihak universitas menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Timothy melalui akun Instagram resmi mereka. Rektor Universitas Udayana, I Ketut Sudarsana, menekankan bahwa kampus harus menjadi ruang yang aman, penuh empati, dan bebas dari segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal. “Kami berduka atas kepergian salah satu mahasiswa terbaik kami,” ungkap Sudarsana. “Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk memperkuat empati dan rasa peduli antar sesama sivitas akademika.”
Universitas Udayana menegaskan komitmennya untuk menindak tegas segala bentuk tindakan nir-empati, perundungan, maupun kekerasan digital di lingkungan kampus. Lebih dari sekadar penindakan, universitas juga memperluas langkah pencegahan melalui program konseling dan pendampingan sebaya. Langkah ini diambil sebagai upaya proaktif untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Sejak tahun 2024, Udayana telah membentuk tim ‘Konselor Sebaya’ yang berada di bawah naungan Biro Kemahasiswaan dan Unit Layanan Konseling (ULK). Mahasiswa dari berbagai fakultas dilatih untuk menjadi pendamping sebaya. Mereka dipersiapkan untuk memberikan dukungan emosional, konseling dasar, dan pertolongan pertama psikologis bagi rekan-rekan mahasiswa yang membutuhkan.
Inisiatif pembentukan Konselor Sebaya ini merupakan bagian integral dari komitmen Udayana untuk memperkuat literasi mental dan empati di kalangan mahasiswa. Universitas juga berjanji untuk terus mengembangkan ruang-ruang aman dan suportif, memastikan bahwa seluruh civitas akademika dapat belajar dan berkembang tanpa rasa takut. Dengan demikian, diharapkan tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan inklusif.
Sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan terakhir bagi almarhum Timothy, mahasiswa dan alumni FISIP Udayana menggelar ‘Renungan Malam’ di depan Gedung FISIP Kampus Sudirman, Denpasar, pada Jumat malam. Para peserta hadir mengenakan pakaian hitam, membawa lilin putih dan bunga, sebagai simbol duka cita dan dukungan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Peristiwa tragis ini menyoroti pentingnya upaya pencegahan perundungan di lingkungan pendidikan. Perundungan dapat disebabkan oleh berbagai faktor kompleks, dan Universitas Udayana berupaya mengatasi masalah ini dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan penindakan tegas dan program pencegahan yang berfokus pada peningkatan empati dan dukungan psikologis.
Ringkasan
Universitas Udayana (Unud) meningkatkan pendampingan psikologis dan literasi mental mahasiswa pasca-meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, diduga akibat perundungan. Unud menegaskan komitmennya menciptakan lingkungan kampus aman dan suportif serta menindak tegas segala bentuk perundungan, baik fisik maupun digital.
Sejak 2024, Unud membentuk tim ‘Konselor Sebaya’ di bawah Biro Kemahasiswaan dan ULK, melatih mahasiswa sebagai pendamping sebaya untuk memberikan dukungan emosional dan konseling dasar. Inisiatif ini adalah bagian dari upaya memperkuat literasi mental dan empati di kalangan mahasiswa, serta mengembangkan ruang aman dan suportif.








