JAKARTA. Saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mencuri perhatian pasar modal dengan lonjakan signifikan. Pada perdagangan Kamis (2 Oktober), saham EMAS ditutup melesat 16,5% ke level Rp 4.660. Bahkan, laju impresif ini sempat membawa saham anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ini menembus angka Rp 4.950, nyaris menyentuh batas auto reject atas (ARA).
Data perdagangan saham menunjukkan optimisme investor sejak awal sesi. Saham EMAS dibuka menguat di posisi Rp 4.010 dan sempat mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa di Rp 4.750. Pada pukul 10.22 WIB, saham ini telah melambung lebih dari 23% menjadi Rp 4.950, mendorong kapitalisasi pasar perusahaan menembus angka Rp 80 triliun.
Lantas, apa yang memicu lonjakan harga saham EMAS ini? Katalis utama adalah pengumuman resmi dimulainya penambangan pertama (first mining) di Tambang Emas Pani. First mining merupakan fase krusial yang menandai awal operasi tambang, meliputi pengupasan lapisan tanah (overburden stripping) dan pengambilan bijih emas perdana.
“First mining adalah tonggak penting bagi MGR, para pemegang saham, dan seluruh pemangku kepentingan,” ungkap Presiden Direktur Merdeka Gold Resources, Boyke P. Abidin, dalam keterangan resminya pada Rabu (1 Oktober). Fase ini menjadi sinyal dimulainya serangkaian kegiatan penambangan yang akan berlanjut dengan fase pelindian, pengolahan, dan produksi emas dalam waktu dekat.
Listing, EMAS Langsung Jadi Emiten Emas dengan Kapitalisasi Terbesar Keempat di BEI
Tambang Emas Pani, yang berlokasi di Desa Hulawa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, menyimpan potensi sumber daya yang sangat besar. Diperkirakan, tambang ini mengandung lebih dari 7 juta ounces emas dengan umur tambang yang mencapai beberapa dekade. Operasional tambang, fasilitas pengolahan, dan infrastruktur pendukung dikelola oleh sejumlah anak usaha MGR. Tambang ini dirancang sebagai tambang terbuka dan dikembangkan secara bertahap.
Pada tahap awal, EMAS akan menerapkan metode pengolahan pelindian (heap leach) dengan kapasitas 7 juta ton bijih per tahun, menargetkan produksi sekitar 140.000 ounces emas per tahun. Sebagai langkah pengembangan selanjutnya, Merdeka Gold Resources berencana membangun fasilitas pengolahan carbon-in-leach (CIL) dengan kapasitas awal 7,5 juta ton bijih per tahun, yang akan diekspansi menjadi 12 juta ton bijih pada tahun 2030.
Dengan beroperasinya kedua fasilitas tersebut secara penuh, gabungan kapasitas heap leach dan CIL akan mencapai 19 juta ton bijih per tahun, dengan potensi produksi puncak hingga 500.000 ounces emas per tahun. Produksi emas pertama dari heap leach ditargetkan dapat tercapai pada kuartal I tahun 2026.
Momentum IPO EMAS sebelumnya juga menjadi sorotan. Lalu, bagaimana prospek saham EMAS setelah sukses melantai di bursa?
Lebih jauh lagi, keberadaan Tambang Emas Pani diharapkan menjadi lokomotif penggerak ekonomi di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo secara keseluruhan.
Boyke menegaskan bahwa proyek ini akan memberikan dampak positif yang signifikan, termasuk penciptaan lapangan kerja, peluang usaha baru, dan peningkatan pendapatan daerah. “Kami berkomitmen untuk menjalankan operasi yang bertanggung jawab, mematuhi prinsip Good Mining Practices dan standar Environmental, Social, and Governance yang tinggi, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan,” pungkas Boyke.
Ringkasan
Saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mengalami lonjakan signifikan hingga 16,5% setelah pengumuman resmi dimulainya penambangan pertama (first mining) di Tambang Emas Pani. First mining menandai awal operasi tambang, termasuk pengupasan tanah dan pengambilan bijih emas perdana, yang disambut positif oleh investor.
Tambang Emas Pani di Gorontalo diperkirakan mengandung lebih dari 7 juta ounces emas dan akan dikembangkan secara bertahap. EMAS akan menggunakan metode pengolahan pelindian (heap leach) dengan target produksi 140.000 ounces emas per tahun, serta berencana membangun fasilitas pengolahan carbon-in-leach (CIL) untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 500.000 ounces emas per tahun.








