Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) sekaligus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dengan tegas membantah tudingan bahwa Indonesia terlibat atau melakukan intervensi terhadap FIFA terkait sanksi yang dijatuhkan kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia. Penegasan ini muncul setelah berbagai tuduhan dari pihak Malaysia yang merasa tidak terima atas sanksi tersebut.
FIFA sendiri telah menjatuhkan sanksi kepada FAM dan para pemain naturalisasi itu pada 26 September 2025, akibat pelanggaran Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) terkait pemalsuan dokumen yang berkaitan dengan kelayakan naturalisasi pemain. Akibatnya, tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia, termasuk Jon Irazabal Iraurgui, Gabriel Felipe Arrocha, Hector Alejandro Hevel Serrano, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Facundo Tomas Garces, dan Joao Victor Brandao Figueiredo, dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 bulan.
Alih-alih melakukan introspeksi, beberapa pihak di Malaysia justru mencari kambing hitam atas sanksi tersebut. Tuduhan bahkan mengarah kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan Erick Thohir, yang dituduh mengintervensi FIFA. Dasar tuduhan ini adalah pertemuan Prabowo Subianto dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di New York baru-baru ini, serta kedekatan Erick Thohir dengan petinggi FIFA. Beberapa pihak di Malaysia beranggapan bahwa Indonesia tidak senang dengan kebangkitan tim Harimau Malaya. Putra Mahkota Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim, bahkan secara terbuka menyindir Indonesia terkait sanksi FIFA ini.
Menanggapi tuduhan tersebut, Erick Thohir angkat bicara. Ia menegaskan bahwa pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Gianni Infantino sama sekali tidak membahas negara lain, melainkan fokus pada pengembangan olahraga di Indonesia. Erick Thohir menjelaskan bahwa Prabowo Subianto ingin agar organisasi olahraga di Indonesia memiliki standar internasional dengan tolok ukur yang jelas, sehingga atlet tidak menjadi korban. Standar ini yang ingin diterapkan oleh Presiden.
“Bapak Presiden ingin standarisasi organisasi olahraga Indonesia itu skala internasional. Artinya apa? Bagaimana semua punya KPI tolak ukur yang jelas, dan jangan sampai atlet menjadi korban. Ini standar yang dilakukan Bapak Presiden,” ujar Erick Thohir kepada awak media di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (29/9/2025).
Pertemuan dengan tokoh-tokoh olahraga dunia, termasuk FIFA dan IOC, merupakan bagian dari upaya tersebut. Erick Thohir juga mengungkapkan bahwa pembicaraan antara Prabowo dan Infantino termasuk mengenai kemungkinan pendirian akademi FIFA di Indonesia. Jadi, tidak ada pembahasan mengenai negara lain.
“Pembicaraan Bapak Presiden dengan Presiden Gianni jelas, Bapak Presiden bicara mengenai sepak bola Indonesia, tidak bicara mengenai negara lain,” tegas Erick Thohir.
Mantan pemilik Inter Milan ini menambahkan, fokus pembicaraan adalah bagaimana FIFA Academy bisa hadir di Indonesia sebagai bagian dari sistem pembangunan sepak bola usia dini. FIFA juga akan mendorong kejuaraan dunia U-15 dengan format 8 lawan 8, sebagai sistem yang baru.
Sebagai Ketua Umum PSSI, Erick Thohir juga menegaskan bahwa Kemenpora menghargai semua negara di Asia Tenggara dan tidak akan mencampuri urusan politik atau kebijakan masing-masing negara. Tujuan Indonesia saat ini adalah memajukan sepak bola, bulu tangkis, dan pencak silat hingga ke tingkat dunia.
Media Vietnam Singgung Pelajaran Mahal dari Sanksi FIFA Gara-gara Pemalsuan Dokumen Naturalisasi Timnas Malaysia. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua negara, termasuk Indonesia, mengenai pentingnya transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi FIFA dalam proses naturalisasi pemain.
Erick Thohir menekankan bahwa saat ini Indonesia sedang fokus mengembangkan olahraga dalam negeri dan tidak memiliki kepentingan untuk ikut campur dalam urusan negara lain. Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah ikut campur (cawe-cawe) dengan urusan negara lain. “Tapi mohon maaf kalau kami di Indonesia ingin olahraganya maju,” pungkasnya. Ia menambahkan bahwa Indonesia ingin sepak bolanya bagus, bulu tangkisnya bagus, pencak silatnya mendunia, dan untuk mencapai itu, Indonesia harus fokus pada pengembangan diri tanpa mengintervensi negara lain.
Ringkasan
Erick Thohir membantah tuduhan Malaysia terkait intervensi Indonesia atas sanksi FIFA kepada FAM dan pemain naturalisasinya. Sanksi tersebut dijatuhkan FIFA karena pelanggaran terkait pemalsuan dokumen naturalisasi. Erick menegaskan bahwa pertemuan Prabowo dengan Infantino fokus pada pengembangan olahraga Indonesia, bukan membahas negara lain.
Erick Thohir menekankan bahwa Indonesia menghargai negara-negara ASEAN dan fokus memajukan olahraga dalam negeri, seperti sepak bola, bulu tangkis, dan pencak silat. Ia menegaskan Indonesia tidak akan mencampuri urusan negara lain dan hanya ingin mengembangkan olahraga sendiri ke tingkat dunia.








