BANGUNAN tiga lantai di Pondok Pesantren Putra Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin sore (29/9/2025) dan menimpa ratusan santri yang tengah melaksanakan salat ashar berjamaah. Tragedi ini merenggut satu nyawa dan menyebabkan 84 santri lainnya mengalami luka-luka. Proses evakuasi masih terus berlangsung untuk memastikan tidak ada lagi korban yang tertimbun reruntuhan.
Peristiwa nahas ini terjadi saat para santri sedang khusyuk beribadah di lantai dua bangunan yang difungsikan sebagai musala. Menurut pengasuh pesantren, Abdul Salam Mujib, bangunan tersebut memang sedang dalam proses renovasi yang telah berjalan selama sembilan bulan. Rencananya, asrama santri putra ini akan memiliki tiga lantai dengan atap cor semen, menggantikan atap genteng sebelumnya.
Pengecoran atap lantai tiga yang ambruk baru saja selesai dilakukan pada hari yang sama, dari pagi hingga siang hari. “Setahu saya, pengecoran terakhir dilakukan tadi pagi sampai siang hari,” ungkap Mujib kepada awak media di Sidoarjo.
Nahas tak dapat dihindari, sekitar pukul 3 sore, atap yang baru dicor itu tiba-tiba ambruk dan menimpa para santri yang sedang menunaikan salat. Akibatnya, puluhan santri terjebak di bawah puing-puing bangunan.
Hingga Selasa pagi, tim penyelamat masih berupaya mengevakuasi korban. Data sementara menunjukkan 84 santri mengalami luka-luka dan satu orang meninggal dunia. Para korban luka segera dilarikan ke Rumah Sakit Siti Hajar, RSUD Notopuro Sidoarjo, dan RS Delta Surya untuk mendapatkan perawatan medis.
Sebagai respon cepat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo telah mendirikan posko gabungan di lokasi kejadian. Posko ini berfungsi sebagai pusat informasi, pendataan korban, dan koordinasi bantuan bagi keluarga korban.
Sementara itu, pihak kepolisian masih belum dapat memastikan penyebab pasti ambruknya bangunan tersebut. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Jules Abraham Abast, menyatakan bahwa tim investigasi akan segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penyelidikan mendalam. Penyelidikan ini diharapkan dapat mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tragedi ini.
Menyusul kejadian ini, pengasuh pesantren menyampaikan permohonan maaf yang mendalam kepada seluruh orang tua santri. Mujib menyatakan bahwa insiden ini adalah takdir yang tidak dapat dihindari. “Saya kira memang ini takdir dari Allah. Jadi semuanya harus bisa bersabar dan mudah-mudahan diberi ganti oleh Allah yang lebih baik,” ujarnya dengan nada penuh harap. Sebagai langkah antisipasi dan penghormatan terhadap suasana duka, seluruh kegiatan di pondok pesantren dihentikan sementara hingga waktu yang belum ditentukan.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan dan standar keselamatan dalam proses pembangunan, terutama di lingkungan pendidikan yang menampung banyak orang. Letak Kesalahan Pencabutan Kartu Liputan Istana Reporter CNN menjadi sorotan, menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tindakan.
Hana Septia berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Ringkasan
Sebuah bangunan tiga lantai di Pondok Pesantren Putra Al Khoziny, Sidoarjo, ambruk saat ratusan santri sedang salat ashar berjamaah, mengakibatkan satu orang meninggal dan 84 lainnya luka-luka. Peristiwa terjadi saat bangunan sedang dalam proses renovasi, dengan pengecoran atap lantai tiga baru selesai dilakukan pada hari yang sama sebelum akhirnya ambruk.
Tim penyelamat masih melakukan evakuasi korban dan mendirikan posko gabungan untuk koordinasi bantuan. Para korban luka telah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Pihak kepolisian akan melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti ambruknya bangunan tersebut dan seluruh kegiatan di pondok pesantren dihentikan sementara waktu.









