PALEMBANG— Ekonomi Provinsi Sumatra Selatan menunjukkan sinyal positif dan diperkirakan akan terus tumbuh stabil hingga akhir tahun 2025. Proyeksi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4,8% hingga 5,6% secara tahunan (year on year/YoY), sejalan dengan tren positif yang telah terlihat sejak awal tahun ini.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan, Bambang Pramono, pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan I dan II tahun 2025 masing-masing mencapai 5,22% dan 5,42% YoY. Capaian ini memperlihatkan peningkatan yang signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, di mana pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,08% dan 5,03%.
Kinerja ekonomi yang solid ini didorong oleh sektor-sektor utama seperti pertambangan, industri pengolahan, dan perdagangan. “Perekonomian yang tetap kuat ini didorong oleh kinerja positif dari sektor pertambangan, industri pengolahan, serta perdagangan,” ujarnya, pada Selasa (30/9/2025).
Tren pertumbuhan yang positif ini diharapkan akan terus berlanjut, terutama dengan dukungan dari berbagai stimulus yang diberikan oleh pemerintah pusat. Program-program seperti swasembada pangan dan Makan Bergizi Gratis (MBG), serta kondisi cuaca yang relatif stabil yang mendukung produktivitas sektor pertanian, menjadi faktor pendorong utama. Sejalan dengan upaya mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan, Bank Sumsel Babel juga aktif menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Namun demikian, Bambang Pramono mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumsel di masa depan tidak bisa hanya bergantung pada akumulasi modal dan tenaga kerja semata. Transformasi ekonomi menjadi kunci keberlanjutan.
“Akselerasi pertumbuhan ke depan harus bertumpu pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan inovasi dan pemanfaatan teknologi, pengembangan aglomerasi industri, serta kebijakan yang mendukung iklim investasi,” tegasnya. Strategi ini dianggap penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sumsel agar dapat berkontribusi signifikan terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%. Gubernur Sumsel juga telah memberikan arahan terkait tindak lanjut program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk memastikan implementasinya berjalan efektif.
Dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi Sumsel akan lebih berkelanjutan jika transformasi menuju ekonomi berbasis inovasi dapat diimplementasikan secara komprehensif. Hal ini mencakup penguatan hilirisasi dan diversifikasi industri, sehingga tidak lagi hanya mengandalkan ekspor komoditas mentah. Kondisi ini berbeda dengan Himpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank di Sumsel yang melambat seiring dengan meningkatnya minat masyarakat untuk membeli emas.
Selain pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia juga memproyeksikan tren positif pada inflasi di Sumsel. Inflasi diharapkan kembali berada dalam rentang target 2,5% plus minus 1% pada tahun ini. Faktor-faktor seperti Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), diskon tarif listrik yang diatur pemerintah, serta program prioritas swasembada pangan dan energi, diharapkan dapat menahan laju inflasi.
“Inflasi Sumsel juga kami melihat masih baik, walaupun mengalami peningkatan dari 2,88% menjadi 3,04% tetapi ini masih dalam rentan,” pungkasnya.
Ringkasan
Ekonomi Sumatra Selatan menunjukkan pertumbuhan positif dengan proyeksi 4,8% hingga 5,6% YoY hingga akhir 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor pertambangan, industri pengolahan, dan perdagangan yang menunjukkan kinerja positif pada triwulan I dan II tahun 2025.
Bank Indonesia menekankan pentingnya transformasi ekonomi melalui peningkatan kualitas SDM, inovasi, dan teknologi untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Selain itu, berbagai program pemerintah dan inisiatif seperti GSMP dan GNPIP diharapkan dapat menjaga inflasi tetap terkendali dalam target yang ditetapkan.








