Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, memberikan tanggapannya terhadap reshuffle kabinet yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 8 September 2025. Menurut Haedar, para pembantu presiden diharapkan tidak hanya fokus pada penyelesaian tugas dan pemenuhan ekspektasi tinggi dari masyarakat, tetapi juga harus mampu menjadi pejabat publik yang bijaksana dan cermat.
Haedar Nashir menyoroti momentum reshuffle yang terjadi tak lama setelah serangkaian demonstrasi massa disertai kericuhan melanda berbagai daerah di Indonesia. Demonstrasi tersebut, menurutnya, dipicu oleh kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat serta sikap elite pejabat yang kurang peka terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat.
“Pejabat publik jangan lagi menunjukkan tindakan yang sembarangan, apalagi yang menyakiti hati rakyat. Belajarlah berempati dan peduli pada keadaan serta nasib rakyat yang hidupnya susah,” tegas Haedar di Yogyakarta, Senin lalu.
Para pejabat baru di kabinet Prabowo, baik menteri maupun wakil menteri, mengemban tanggung jawab yang tidak ringan. Mereka menduduki jabatan di tengah sorotan tajam dan aspirasi publik yang sangat tinggi, terutama setelah aksi demonstrasi dan kerusuhan yang baru saja terjadi. Hal ini menuntut mereka untuk berhati-hati dalam setiap tindakan dan perkataan.
“Dalam aspek kemampuan di bidangnya maupun sikap moral selaku pejabat publik akan selalu dilihat publik. Salah ucapan, gesture, dan sikap keseharian pun akan dinilai dengan penuh sensitivitas tinggi oleh publik,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Haedar menekankan pentingnya perubahan pola pikir bagi para pejabat dalam memandang dan mengemban jabatan publik. “Jabatan itu bukan kebanggaan, tetapi amanat yang sangat berat,” tuturnya.
Haedar juga menghimbau agar para pejabat yang telah mendapatkan kepercayaan dapat mengabdikan diri sepenuhnya untuk bangsa dan negara. “Sisihkan kepentingan diri dan apa pun yang dapat mencederai mandat untuk berkhidmat seutuhnya bagi rakyat,” pungkasnya. Dengan demikian, diharapkan reshuffle ini bukan hanya sekadar penggantian personel, tetapi juga menjadi momentum untuk perbaikan dan peningkatan kinerja kabinet demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Ringkasan
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menanggapi reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo, menekankan pentingnya pejabat publik yang bijaksana dan cermat, serta mampu memenuhi ekspektasi masyarakat. Beliau menyoroti bahwa momentum reshuffle terjadi setelah demonstrasi massa akibat kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Haedar Nashir mengingatkan para pejabat baru untuk berhati-hati dalam tindakan dan perkataan, serta mengubah pola pikir bahwa jabatan adalah amanat berat, bukan kebanggaan. Ia menghimbau pejabat untuk mengabdikan diri sepenuhnya bagi bangsa dan negara, menyisihkan kepentingan pribadi demi melayani rakyat dengan sepenuh hati, sehingga reshuffle menjadi momentum perbaikan kabinet.








