Jakarta – Luis Enrique, pelatih Paris Saint-Germain (PSG), menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para pendukung tim atas penghormatan yang diberikan kepada mendiang putrinya, Xana Martinez. Penghormatan ini diberikan usai PSG menjuarai Liga Champions pada Minggu dinihari, 1 Juni 2025. Xana sendiri meninggal dunia pada tahun 2019 di usia 9 tahun akibat kanker tulang.
Kemenangan 5-0 atas Inter Milan di final memastikan PSG meraih gelar juara Liga Champions pertama mereka. Pertandingan tersebut diwarnai gol pembuka dari Achraf Hakimi yang sukses menjebol gawang mantan klubnya. Desire Doue, yang sebelumnya memberikan assist untuk gol Hakimi, kemudian mencetak dua gol tambahan. Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayuli melengkapi pesta gol PSG di partai puncak.
Momentum emosional terjadi ketika para pendukung PSG membentangkan spanduk tifo yang menampilkan gambar Xana mengenakan jersey PSG bernomor 8 bersama Enrique. Visualisasi itu terinspirasi dari foto sang pelatih bersama putrinya yang mengenakan jersey Barcelona setelah mengantarkan tim Spanyol itu meraih gelar Liga Champions kelima pada tahun 2015 di Olympiastadion Berlin. Gambar tersebut seolah menancapkan bendera klub sebagai simbol kemenangan.
Tifo tersebut dibentangkan tepat saat Enrique sedang memamerkan trofi Liga Champions di lapangan. “Itu sangat emosional. Indah sekali mengetahui para pendukung memikirkan saya dan keluarga,” ungkapnya seperti dikutip dari ESPN.
Enrique mengungkapkan bahwa dirinya selalu memikirkan mendiang putrinya, bukan hanya pada momen kemenangan atau saat meraih gelar juara. “Dia bersama keluarga kami, dan saya merasakan kehadirannya bahkan saat kami kalah. Ini tentang memikirkan apa yang telah kami miliki bersama, memikirkan sisi positif dan negatif bagi saya dan keluarga,” tambahnya.
Dalam benaknya, Enrique membayangkan Xana berlari-lari di lapangan bersama para pemain saat merayakan gelar Liga Champions. Ia merasa senang dapat berbagi pikiran tersebut kepada teman-temannya. “Xana selalu bersama kami. Selalu memikirkannya dan kami mencintainya. Saya senang dengan spanduk itu, tapi saya tidak butuh trofi untuk memikirkan putri saya,” ujarnya dengan nada haru.
Pelatih asal Spanyol berusia 55 tahun ini kembali mencatatkan sejarah dengan meraih gelar juara Liga Champions bersama tim yang berbeda. Sepuluh tahun sebelumnya, ia sukses mengantarkan Barcelona menjuarai kompetisi Eropa ini. Enrique sendiri direkrut PSG pada 5 Juli 2023, dan kontraknya bersama klub Prancis tersebut akan berakhir pada akhir Juni 2027.
Di bawah kepemimpinan Luis Enrique, PSG mengukir namanya sebagai tim ke-24 yang berhasil meraih gelar juara Liga Champions. Lebih jauh lagi, mereka juga menjadi tim Prancis kedua yang mampu mengangkat trofi Si Kuping Besar ini setelah rival abadi mereka, Marseille, yang meraihnya pada tahun 1993. Keberhasilan ini menandai era baru bagi PSG di bawah asuhan Enrique. Transformasi yang dilakukan Enrique di PSG memang patut diacungi jempol, mari kita simak lebih lanjut mengenai Revolusi PSG di Bawah Luis Enrique.
Ringkasan
Luis Enrique, pelatih PSG, menyampaikan rasa terima kasih atas penghormatan yang diberikan fans kepada mendiang putrinya, Xana Martinez, usai PSG menjuarai Liga Champions. Spanduk tifo bergambar Xana mengenakan jersey PSG dibentangkan saat Enrique memamerkan trofi, terinspirasi dari foto dirinya bersama Xana saat Barcelona juara Liga Champions 2015.
Enrique merasa sangat emosional dan terharu atas dukungan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa Xana selalu bersamanya, bukan hanya saat menang, dan kehadiran putrinya selalu dirasakannya. Kemenangan ini juga menandai sejarah bagi Enrique yang berhasil meraih gelar Liga Champions bersama tim yang berbeda, setelah sebelumnya mengantarkan Barcelona meraih gelar serupa.









